logo blog

Danau Toba, Antara Tujuan Wisata dan Kemisteriusannya

Danau Toba, Antara Tujuan Wisata dan Kemisteriusannya

tara bunga danau toba

Pemerintah saat ini sedang berusaha menjadikan Danau Toba sebagai salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia. Setelah sekian lama tidak tersentuh dan hanya menjadi pajangan saja maka pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kala ingin membentuk badan otorita yang akan mengelola wisata Danau Toba.

Namun, salah satu yang perlu diketahui oleh pemerintah adalah minimnya pengetahuan tentang danau terbesar di Indonesia ini. Kita hanya mengetahui tentang proses terbentuknya Danau Toba. Masih sedikit pengetahuan tentang kedalaman, apa dan bagaimana keadaan di bawah permukaannya. Seberapa besar volume endapan tanah di dasar danau.

Kenapa ini penting?
Penting bila Danau Toba dijadikan wisata air tawar.

Baru-baru ini, tepatnya Rabu, 30 November, dua hari lalu, lagi dan lagi Danau Toba menelan korban. Insiden seperti ini terus berulang dan berulang. Dalam rentang waktu 3 bulan ini, terjadi 3 kali insiden tenggelamnya seseorang di Danau Toba dan ketiganya masih di wilayah Balige hingga Porsea.

Dari ketiga insiden ini, terdapat kesamaan.
Pertama, ketiga korban adalah gadis remaja. Pada masa remaja seperti itu, umumnya mereka sangat tidak peduli dengan aturan-aturan yang ada. Tidak peduli dengan keamanan hingga mereka berenang agak jauh dari bibir pantai. Disinilah pentingnya pemetaan dasar Danau Toba. Sejauh mana batas aman untuk berenang dan dimana letak tebing di dasar danau.

Kedua, ketiganya terseret oleh arus air Danau Toba. Pemetaan arus air Danau Toba juga menjadi penting terutama di wilayah Kabupaten Toba Samosir seperti Balige, Laguboti, Porsea dan Sigaol. Karena perairan Danau Toba di sekitaran daerah ini menyempit dan berujung pada hulu Sungai Asahan. Artinya ada suatu arus yang kuat di daerah ini karena perpindahan volume Danau Toba ke arah Sungai Asahan.

Mungkin insiden-insiden terseretnya orang di Danau Toba telah terjadi lama sekali. Hingga para leluhur orang Batak memiliki cerita-cerita mitos tentang mahkluk penjaga Danau Toba. Cerita-cerita ini muncul sebagai sebuah pencarian sebab akibat. Ketidakmampuan untuk mencari sebab yang ilmiah maka muncullah cerita-cerita mitos yang dapat diterima oleh masyarakat Batak dahulu kala.

Ketiga, ketidakmampuan masyarakat sekitar untuk menolong korban. Artinya bila memang Danau Toba akan dijadikan sebagai tempat wisata air tawar, maka badan otorita yang akan mengelolanya harus menyediakan para perenang dan penyelam handal. Ibaratnya sebagai "Penjaga Pantai". Yang bertugas memantau, menegur dan menolong para wisatawan yang sedang bermain di perairan Danau Toba. Para "Penjaga Pantai" ini berwenang untuk menutup tempat wisata bila keadaan tidak mendukung, menegur wisatawan yang tidak mematuhi aturan yang berlaku.

Mungkin tulisan ini hanya sedikit gambaran tentang Danau Toba yang akan menjadi destinasi wisata Internasional. Dan ini hanya sedikit saran supaya keamanan para wisatawan menjadi yang terutama. Karena para wisatawan yang datang ke Danau Toba hanya ingin "mencari angin" saja dan akan kembali pulang ke tempat tinggalnya.

foto: toguturnip.wordpress.com

Share this:

Tidak ada komentar